/   Kabar Seni

Yogyakarta – Anggota Koalisi Seni Indonesia menguatkan komitmen bersama dalam memajukan ekosistem seni nusantara. Tekad ini adalah wujud nyata semangat berkoalisi, yang menjadi salah satu landasan pendirian lembaga pada 2013. Komitmen bersama tersebut disuarakan dalam Rapat Umum Anggota yang berlangsung di Yogyakarta pada 3 Maret 2019.

Dalam sesi Pertemuan Jejaring Seni Nusantara (Pujasera), 55 peserta yang mewakili anggota individual maupun organisasi mendiskusikan komitmennya dalam empat kelompok. Keempat kelompok tersebut adalah advokasi dan riset, keanggotaan, pengelolaan pengetahuan dan komunikasi, serta pengembangan organisasi. Mereka membahas hal-hal yang diperlukan anggota, prioritasnya, serta menentukan gugus kerja yang siap berkontribusi. Hasil diskusi tersebut akan diolah untuk rencana kerja Koalisi Seni.

“Berkoalisi untuk hal-hal menyenangkan adalah kemewahan tiada tara di hari-hari ini. Gaya memadukan academic discourse, kasualitas, dan militansi menjadi ciri Koalisi Seni yang terutama. [Saya] sangat senang dan bangga tergabung dengan like-minded people dan menjadi bagian dari gerakan ini,” ujar Arief Budiman, penggagas Rumah Sanur sekaligus salah satu anggota Koalisi Seni.

Pada rapat ini, juga dilakukan gelar wicara tentang liminalitas seni yang dipantik antropolog Lono Simatupang, paparan mengenai keanggotaan, laporan kinerja pengurus periode 2016-2018, serta pemilihan Ketua Pengawas dan Ketua Pengurus organisasi periode 2019-2021. Dalam proses pemilihan, selain 55 orang yang hadir langsung, para anggota juga turut berpartisipasi melalui surat kuasa (11 anggota) dan televideo google meet (4 anggota). Sesuai Anggaran Dasar Koalisi Seni, anggota individu berhak memiliki satu suara, sedangkan organisasi dua suara. Hasilnya, pematung Dolorosa Sinaga terpilih sebagai Ketua Pengawas, dan pegiat film M. Abduh Aziz terpilih jadi Ketua Pengurus.

“Kita harus meningkatkan advokasi politik. Semoga Koalisi Seni bisa sustainable dan memiliki kekuatan tawar dalam masyarakat yang majemuk ini,” kata Dolorosa, yang menggantikan FX Harsono sebagai Ketua Pengawas.

Adapun Abduh, yang terpilih untuk periode ketiga, menyatakan ini kali terakhirnya memimpin Koalisi Seni. “Setelah ini, harus ada regenerasi,” ucapnya.

Dolorosa dan Abduh memiliki waktu sepekan untuk memilih anggota timnya. Kemudian, tim pengawas dan pengurus bertanggung jawab mengorkestrasi kinerja Koalisi Seni mendorong terwujudnya ekosistem seni yang lebih sehat.

Tulisan Terkait

Tinggalkan komentar

Imajinasi dan daya berpikir kritis adalah kunci perubahan. Karena itu, seni merupakan prasyarat utama terwujudnya demokrasi. Dukung kami untuk mewujudkan kebijakan yang sepenuhnya berpihak pada pelaku seni.