/   Kabar Seni

oleh: Frans Ari Prasetyo

Musik telah dimainkan dalam ekspresi identitas dan revitalisasi budaya. Sejak awal gerakan sosial-budaya, musik  merupakan praktik ekspresif dalam kehidupan keseharian. Christopher Small mengemukakan bahwa makna musik berkaitan dengan hubungan, baik dengan manusia lain maupun dengan dunia, dan bahwa musik berfungsi sebagai alat eksplorasi, penegasan, dan perayaan hubungan tersebut.

Musik hadir melalui lensa wacana tentang pembangunan identitas sebagai proses sosial, musikalitas dan media kontemporer dalam konteks kinerja yang telah kabur antara perbedaan sakral dan sekuler, namun telah memberikan jalan baru untuk membangun jaringan dan komunitas perkotaan akibat dari pertemuan-pertemuan yang menggambarkan cara bahwa partisipasi yang baik mampu memperkuat identitas dan solidaritas. Pengaruh tersebut dalam konteks yang berbeda pada pilihan musik dan kekuatan musik untuk membangkitkan berbagai tanggapan serta perasaan emosional dalam diri musisi dan publik.

Jika anggota kelompok sosial yang berbeda memiliki nilai yang berbeda, atau konsep hubungan ideal yang berbeda, maka jenis pertunjukan yang memberlakukan hubungan tersebut akan berbeda satu sama lain, tapi bukan berarti saling menegasikan. Menggunakan musik untuk mengekspresikan niat baik merupakan  salah satu fungsi yang paling jelas. Berfokus pada ritme yang bekerja somatik, sosial, dan afektif yang bersamaan dalam narasi musik, serta pentingnya dalam konteks perilaku indentitas.

Musik juga merupakan alat yang sangat kuat dan ada di mana-mana dalam propaganda dan dalam memfasilitasi berbagai proyek politik dengan segala macam cara inventif yang tidak ada kaitannya dengan pencarian pemahaman antar budaya yang damai dan kooperatif, atau dengan membantu orang mengatasi masalah ketidakadilan. Teks ini bergerak jauh melampaui pengetahuan tentang peran musik pada kehidupan manusia, namun dapat dipahami dan dijelaskan lebih lanjut dalam beragam sudut pandang antara praktik dan teoritis.

Identitas dan budaya dipelihara serta diubah dalam situasi diaspora melalui kinerja musik yang diproduksi oleh masyarakat sipil untuk menunjukan respon terhadap masyarakat sipil lainnya akau situasi (politis) yang pernah dan sedang terjadi dengan cara menekankan konteks (situasi), ruang untuk pengakuan dan perlawanan, waktu dan memori untuk memungkinkan pemeliharaan identitas dan transformasi, serta politik (subordinasi sosial atau resistance). Konteks sosial dan kemungkinan peran musik dalam sejarah umat manusia hingga saat ini dibahas. Hal ini menekankan bahwa “amusia” (total kurangnya pemahaman tentang makna musik) sangat jarang terjadi pada populasi normal.

Musik dapat memiliki efek yang sangat kuat dalam konteks politik dan sosial. Konsep multimodality diperkenalkan-bersamaan pengalaman estetika menegakkan fisiologis dan psikologis efek dari satu sama lain. Batas penyeberangan seni dan budaya sering dan terkait erat dengan aktivitas sosial dan politik dari  seniman dan khalayaknya. Maka, mempertontonkan ekspresi politis dari komposisi dan musik di Ruang publik memberikan erhatian khusus akan diberikannya intervensi dan kerjasama dalam praktik kebudayaan.

Kita, yang hidup dalam waktu perubahan sosial dan budaya perlu memiliki keberanian berpikir kritis independen dan dialektif dengan melibatkan semua pihak. Situasi ini mirip dengan berdebat estetika: tidak ada pijakan yang pasti; kriterianya untuk evaluasi lebih dan menjadi arena diskusi dari praktik produksi musik, jika pun itu bisa dianggap masuk dalam keran produksi praktik estetika, karena ada bentuk-bentuk hibrida di mana narasi terlibat dari hanya sekedar musik. Ini  bertujuan untuk menguraikan perspektif tentang narasi musik dan yang melatar belakangi cerita –cerita guna membantu memperjelas asumsi utama dari politik kontemporer kewargaan, di mana konteks dan proses interpretasinya dianggap merupakan bagian intrinsik dari objek kerja politis.

Bagaimana seseorang berbicara secara politis tentang musik atau tentang musik secara politis; dengan musik atau/tidak di dalamnya?

Selengkapnya…

Tulisan Terbaru

Tinggalkan komentar

Imajinasi dan daya berpikir kritis adalah kunci perubahan. Karena itu, seni merupakan prasyarat utama terwujudnya demokrasi. Dukung kami untuk mewujudkan kebijakan yang sepenuhnya berpihak pada pelaku seni.