Bali
I Nengah Suarya adalah seorang bendesa (pemimpin adat) Desa Dukuh Penaban. I Nengah Suarya menggagas Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), yang bertujuan menjadikan Desa Adat Dukuh Penaban sebagai salah satu destinasi wisata pilihan di Karangasem. Desa tersebut sempat menjadi perbincangan hangat di tingkat nasional maupun internasional. Hal ini disebabkan keberhasilan desa tersebut dalam pemberdayaan masyarakat untuk membangun potensi yang ada. Pokdarwis Dukuh Penaban pun meraih Juara 1 tingkat Nasional Kategori Pokdarwis Mandiri dalam ajang Penganugerahaan Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) 2019.
I Nengah Suarya berhasil menggerakan warga desanya dalam membangun ikon, sehingga Dukuh Penaban menjadi terkenal hingga ke luar negeri. Ikon yang dimaksud yaitu pembangunan Museum Pustaka Lontar, sebuah kompleks museum yang menyimpan ribuan koleksi catatan yang ditulis di atas daun lontar kering. I Nengah Suarya yang merupakan ketua Museum Lontar Dukuh Penaban ini, berharap kehadiran museum tersebut dapat menjadi tonggak sejarah untuk kebangkitan wisata desa yang perlahan-lahan akan ditata menuju arah yang lebih baik.
Di tahun 2018, I Nengah Suarya membuat sebuah kegiatan yang bernama Jambore Bahasa Bali. Kegiatan tersebut melibatkan masyarakat dan para penyuluh bahasa Bali dari seluruh Bali. Festival yang dipusatkan di Museum Lontar ini menerima antusiasme yang cukup tinggi dari publik dimana lebih dari 1.000 orang yang mendaftar untuk mengikuti kegiatan tersebut namun dikarenakan tempat yang kurang memadai, maka hanya 500 orang saja yang dapat bergabung. Selain itu, I Nengah Suarya mendapatkan penghargaan dari Anugrah Silpakara Nugraha tahun 2019 Kategori Kreativitas dan Inovasi Teknologi Pelestarian dan Pengembangan Seni Budaya Bali.