Bandung
Jalan Teater adalah sebuah kelompok teater asal Bandung, Jawa Barat yang terbentuk pada 11 November 2011, bagi mereka, teater tak hanya sebagai medium ekspresi dan kreasi, melainkan sarana apresiasi dan ilmu pengetahuan. Karya Jalan Teater adalah hasil elaborasi dari proses kreatif dan riset akan wacana yang terinspirasi dari khazanah teater dan seni lintas disiplin di Indonesia dan dunia.
Sebagai sarana untuk berekspresi, seni teater tentu saja memberikan keleluasan bagi Jalan Teater untuk memantulkan gejala-gejala, fenomena-fenomena, dan nilai-nilai dalam kehidupan. Teater, selain memantulkan kembali kehidupan, juga berupaya untuk memberikan sentuhan intelektual dan artistik pada setiap pementasan prinsip Jalan Teater.
Jalan Teater yang digawangi oleh Yopie Setia Umbara (Penyair), Sahlan Bahuy (Aktor dan Sutradara), Mohammad Aditya (Aktor), dan Zulfa Nasrulloh (Penulis). Beberapa karya yang pernah dipentaskan Jalan Teater adalah Ngagorowokeun Gaok, 2015, BER(C)I(N)TA – Indonesian Dramatic Reading, 2016, Pasar Apung – Aneka Kabar di Atas Pendar – Galeri Indonesia Kaya, 2018, dan Morito dan Dua Pelayan di Rashomon, 2019.
Selain berteater, Jalan Teater juga menggelar diskusi untuk mendedah karya dan jejaring teater di Bandung, seperti Offstage #3 Membayangkan Agenda, Rekap Pengalaman Taufik Darwis dalam The Next Generation Producing Performing Arts Program, Japan Foundation, Asia Center, Seri Pengalaman Menjadi Peserta Program Next Generation Producing Performing Art, Japan Foundation, Asia Center, dan MACA Program #9 Workshop Alih Wahana dan Adaptasi Zulfa Nasrulloh dan Diskusi Membaca Marito dan Dua Pelayan di Rashomon.
Saat ini Jalan Teater sedang menjalin jejaring dengan beberapa seniman teater di Melbourne, Australia. Kolaborasi lintas negara ini diharapkan bisa mendapatkan akses terhadap ragam budaya dan bentuk pertunjukan. Selain itu, agar terjadi peningkatan interaksi dan pertukaran informasi antarseniman terkait pelbagai tradisi performatifnya. Hal tersebut memungkinkan berbaurnya ragam proses kreatif penciptaan teater, seperti dalam metode, bentuk, gaya, wacana, dan teknik teater. Upaya kreatif semacam itu dilakukan untuk memperkaya pengetahuan dan meningkatkan partisipasi dalam dialog budaya guna meluaskan pemahaman dan penghargaan atas keberagaman budaya yang dimiliki setiap negara.