Semarang, Jawa Tengah
Komunitas Hysteria merupakan sebuah komunitas nirlaba di Semarang, mulai menjalankan kegiatannya pada tanggal 11 September 2004. Komunitas ini didirikan oleh sekelompok mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Diponegoro dan kemudian kian berkembang ke berbagai kalangan, khususnya masyarakat Semarang dan kota sekitarnya. Awalnya, komunitas ini terbilang intim dengan bidang sastra dan seiring perkembangannya, Komunitas Hysteria melakukan kolaborasi lintas disiplin dengan komunitas lain.
Setelah melewati napak-tilas yang berliku, Komunitas Hysteria menjelma jadi laboratorium komunitas yang bergerak dalam pemberdayaan anak muda berbasis kolektivitas terutama untuk mencari terobosan pada isu-isu kota, seni, komunitas, dan anak muda. Jejaring kerja Komunitas Hysteria tidak melulu di wilayah lokal, tetapi juga dalam skala nasional dan internasional. Sebagai laboratorium bersama, Hysteria memimpikan terwujudnya ekosistem seni dan kreatifitas yang sehat, mensejahterakan, dan berkelanjutan.
Beragam program dan prestasi telah ditorehkan oleh Komunitas Hysteria. Mulai dari program bertajuk “Kredo Kecil Penyair Kecil” yang mewadahi para penulis puisi pemula untuk mempresentasikan gagasan mengenai teks-teks, apa, dan siapa yang menjadi sumber inspirasinya; “Maping Project Petakota”, sebuah agenda memetakan tempat dan potensi Semarang dalam balutan seni; “PekaKota” yang berfokus mendorong warga terlibat dalam proses perencanaan dan pembentukan kota; art space “Grobak Art Kos” yang difungsikan sebagai ruang temu dan diskursus untuk beragam kegiatan kesenian sampai “Penta K Lab” proyek dwi-tahunan yang dirancang untuk mengembangkan dan menggarap kampung yang berbeda di Semarang,
Komunitas Hysteria telah membangun jaringan melalui kerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga-lembaga yang pernah bekerja sama dengan Komunitas Hysteria di antaranya adalah Hivos, Rumah Lebah, Rujak Center for Urban Studies, Ushahidi, Ford Foundation, Yayasan Kelola, Kontras, Goethe Institute, Japan Foundation, British Council, IFI Jakarta, Heidelberger Kunstverein Jerman, American Embassy, USAID, Pemkot Semarang, Badan Ekonomi Kreatif, Kemdikbud, Galeri Nasional, LIPI, dan lain-lain.
Saat ini Hysteria dikelola oleh Adin, Purna Cipta, Iqbal Bombom, Istiqbalul Astedja, Arief Hadinata, Wan Fajar, Humam, Pupung, Nasyeh, Tri Wahyu, Dibyo, dan Tyok Hari yang mempunyai spesifikasi dan keahlian masing-masing. Sebagai laboratorium bersama Hysteria menekankan kerja-kerja eksperimentatif dan uji coba terus menerus untuk memperkaya perspektif berbagai persoalan perkotaan menggunakan pendekatan seni dan kreativitas.