/   
Teater Garasi
DI Yogyakarta

Jl. Bugisan Selatan 36A,
Tegal Kenongo,
Yogyakarta

Telephone Number: +62-274-415844
Email Address: garasi@teatergarasi.org

Teater Garasi adalah kolektif seniman dan laboratorium penciptaan teater yang berdomisili di Yogyakarta. Teater Garasi berdiri sejak 1993 dan bertujuan untuk menjelajahi berbagai kemungkinan pendekatan dan estetika pertunjukan sebagai cara untuk melibatkan diri secara dialektis dengan kenyataan-kenyataan di masyarakatnya, yang selalu berubah dan terhubung satu sama lain. Komitmen utama Teater Garasi ialah untuk mengembangkan dan menciptakan karya pertunjukan teater yang segar dan paten, berbasis pada kajian atas tradisi seni pertunjukan/teater yang ada dan menggabungkannya dengan media/sensibilitas/citra kontemporer.

Teater Garasi telah bekerja sama dengan berbagai lembaga dalam dan luar negeri seperti: Centre Culturel Francaise (CCF), The Japan Foundation, Asialink,  OSI-Open Society Institute Development, The Royal Netherland Embassy dan Hivos. Di bawah arahan Direktur Artistik Yudi Ahmad Tajudin dan Direktur Eksekutif Kusworo Bayu Aji, sejak 2004, Teater Garasi telah mempresentasikan karya-karyanya di panggung internasional seperti Insomnia-48, Singapura (2004), Festival In Transit, Berlin (2005), dan Physical Theatre Festival dan The Saison Foundation, Tokyo (2005 & 2006). Dalam upaya mewujudkan visinya, di samping menciptakan karya/proyek pertunjukan, Teater Garasi juga melakukan kerja-kerja kajian teater dan peningkatan pengetahuan. Pada 2013, Teater Garasi menerima Prince Claus Award.

 

Individu/Organisasi Terkait:

Yudi Ahmad Tajudin adalah salah satu pendiri dan direktur Teater Garasi –kolektif seniman lintas disiplin di Yogyakarta. Karya-karya penyutradaraannya telah dipentaskan di panggung-panggung internasional di Jakarta, Singapura, Berlin, Tokyo, Shizuoka dan Osaka.

Ia juga aktif terlibat dalam banyak proyek seni lintas disiplin, diantaranya: bersama Jompet Kuswidananto ia berkolaborasi dalam pameran Third Realm di Para-site Gallery, Hongkong (2010) dan Java’s Machine: Phantasmagoria, di Yokohama Triennale-Jepang (2008). Bersama perupa Mella Jaarsma ia berkolaborasi dalam proyek Beeld van gen Droom di Altrecht-Den Dolder, Belanda (2010). Bersama Tony Prabowo dan Goenawan Mohamad ia berkolaborasi dalam proyek pertunjukan opera kontemporer The King’s Witch(2006) dan Tan Malaka (2010-2011).

Ia peraih Sutradara Terpilih Tahun 2006 versi majalah Tempo. Ia juga penerima grant dari Het Vijfde Seizoen untuk menjalani residensi di Belanda (2010), dan dari Asian Cultural Council (ACC) untuk menjalani 6 bulan fellowship di New York (2011-2012).

Di samping menerjemahkan dan bermain dalam Endgame-Samuel Beckett, tahun 2013 ini ia akan terlibat dalam 2 proyek pertunjukan di Jepang: menyutradarai pertunjukan “Das Gauklermarchen” karya Michael Ende untuk Shizuoka Performing Arts Centre (SPAC), dan menjadi sutradara/dramaturg untuk pertunjukan tari “To Belong” karya koreografer muda Jepang ternama Akiko Kitamura.

Karya-Karya (Terpilih)

  1. Sutradara pementasan teater-tari “Panji Sepuh: Apa Gerangan Dosa Tubuh?”, berkolaborasi denga Tony Prabowo dan Goenawan Mohamad, Agustus 2011, di Jakarta.
  2. Co-director (dengan Goenawan Mohamad) untuk pertunjukan opera kontemporer “Tan Malaka”, komposer Tony Prabowo, Libretto Goenawan Mohamad, Jakarta-Indonesia, Oktober 2010 dan April 2011.
  3. Kolaborator dengan Jompet Kuswidananto, dalam pameran dan pertunjukan instalasi “Third Realm”, Para-site gallery, Hongkong, November 2010.
  4. Sutradara pertunjukan teater-tari, “Tubuh Ketiga” (Third Body. On Embracing the In-Between), “Festival Salihara 2010”, Jakarta-Indonesia, Oktober 2010.
  5. Kolaborator dalam instalasi dan pertunjukan “Beeld van geen Droom”, bersama Mella Jaarsma, di Willem Arntsz Hoeve, Den-Dolder, Belanda, Agustus, 2010.
  6. Sutradara pertunjukan teater-tari, “Je.ja.l.an”, dipentaskan di Yogyakarta, Jakarta, Shizuoka Spring Arts Festival dan Osaka-Jepang, Mei 2008 – Juni 2010.
  7. Kolaborator (bersama Jompet Kuswidananto) dalam pameran instalasi dan pertunjukan “Java’s Maschine: Phantasmagoria”, di Yokohama Triennale, Yokohama-Jepang, 2008.
  8. Sutradara opera kontemporer “The King’s Witch”, composer Tony Prabowo, libretto Goenawan Mohamad, konduktor Joel Sachs dan orkestra: Continuum Ensemble, Jakarta, December 2005.
  9. Sutradara pertunjukan kolaborasi Teater Garasi dan Kunauka Theatre Company, “Mnem[a]syne”, dipentaskan di Suzunari Theater, Tokyo, Jepang, Juni, 2006.
  10. Sutradara “Waktu Batu #3. Deus ex Machina dan Perasaan-Perasaanku Padamu” (Time Stone #3: Deus ex Machina and My Feelings for You). Dipentaskan di Yogyakarta, Jakarta, Singapura, Berlin dan Tokyo, (2004-2006)
  11. Sutradara produksi KuNauka Theatre Company – Tokyo, “Antigone”, dipentaskan di festival “Young Director Concours 2003”, diselenggarakan oleh Japan Performing Arts Foundation (JPAF) di Toyama Perfecture, Jepang, Agustus-September 2003.
  12. Sutradara “Waktu Batu #2. Ritus Seratus Kecemasan dan Wajah Siapa yang Terbelah” (Time Stone #2. Rites of a Hundred Angst and Whose Face Disjointed). Dipentaskan di Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Lampung dan Padang Panjang, (2003).

yudiaht@gmail.com.

New Post

Imagination and critical thinking are the keys to change. Therefore, art is a fundamental prerequisite for the realization of democracy. Support us in establishing policies that fully advocate for artists.