Jakarta – Sebagai negara dengan karakter penduduk beragam, Indonesia diberkahi kekayaan musik rohani yang menjadi bagian dari hidup warga negaranya. Tiap agama dan kepercayaan memiliki keunikan dalam menempatkan dan menggunakan musik, baik dalam ritual maupun kegiatan sehari-hari.
“Secara umum, musik adalah metafora atau kiasan hidup, termasuk dalam segi religi. Sebagai bagian dalam ritual beragama, musik menjadi metafora hubungan manusia dengan Tuhan,” ujar Nyak Ina Raseuki, etnomusikolog dan praktisi musik.
Menurutnya, sebagai produk budaya, musik religi bisa memadukan beragam unsur berbeda. Misal, musik Islami di Lombok terpengaruh oleh gamelan Hindu Bali. Sedangkan genre musik rock bisa juga dipakai oleh beragam komunitas agama dan kepercayaan untuk sarana berdakwah. Ia menambahkan, musik menyediakan ruang bagi penganut agama untuk jadi lebih rileks dan fleksibel. “Dalam penelitian saya, musisi bisa saja menerapkan penafsiran agama yang konservatif, tapi sikapnya menjadi cair dan rileks saat bermusik,” tutur pengajar Institut Kesenian Jakarta yang akrab disapa Ubiet tersebut.
Ubiet adalah salah satu pembicara dalam diskusi Musik Lintas Iman yang digelar Kami Musik Indonesia (KAMI) dan Koalisi Seni Indonesia pada Senin, 20 Mei 2019. Acara bincang-bincang ini membahas musik sebagai ekspresi iman maupun peranti perdamaian yang lestari.
“Pada dasarnya musik adalah unsur suara yg ditata oleh manusia, bukan hanya lagu-lagu. Maka, komponen seperti mantra dalam agama asli nusantara, juga pembacaan doa dalam Hindu, Buddha, Kristen, dan Islam adalah unsur musik yg substansial dalam semua agama. Tanpa adanya musik, religiusitas seseorang tidak akan lengkap. Musik adalah bagian tak terpisahkan dalam ritual keagamaan,” ucap Franki Raden, komponis dan etnomusikolog. Salah satu penggagas Konferensi Musik Islam itu meyakini musik bisa mengantarkan kita untuk melihat perkembangan kebudayaan di masyarakat, termasuk dalam komunitas yang religius.
Di Indonesia, gamelan adalah pengiring ritual dalam peribadatan Hindu. Gamelan juga yang digunakan Wali Songo untuk menyebarkan agama Islam di nusantara. Nyanyian adalah unsur penting dalam ibadah umat Kristen, sedangkan sejumlah kepercayaan seperti Sunda Wiwitan juga melantunkan puja-puji dalam sembahyangnya
“Peran musik religi di Indonesia sangat relevan dengan konteks Indonesia sebagai negara yang plural dan menghadapi tantangan dalam menjaga toleransi. Musik adalah medium seni yang penting karena berpotensi menjembatani perbedaan dan mengurangi friksi di Indonesia,” tutur Glenn Fredly, musisi dan penggagas KAMI.
Dalam sesi diskusi “Musik sebagai Ekspresi Iman”, para pegiat musik dari beragam latar agama dan kepercayaan memaparkan karakter musik rohani yang mereka geluti. Dewa Budjana (Hindu), Barry Likumahuwa (Kristen), dan Odelia Sabrina Taslim (Buddha) akan berbagi pengalaman saat berkolaborasi dengan musisi yang memiliki agama atau kepercayaan berbeda.
Adapun narasumber sesi diskusi “Musik sebagai Peranti Perdamaian” terdiri dari Ubiet; Franki; akademisi sekaligus warga Nahdlatul Ulama, Akhmad Sahal; serta peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wahyudi Akmaliah. Mereka menelisik potensi musik untuk menyebarkan nilai-nilai toleransi dan perdamaian, serta tantangan dan kesempatan yang Indonesia miliki sebagai negara dengan beragam agama dan kepercayaan.