/   
Fitriani A. Dalay
Makassar, Sulawesi Selatan

Makassar, Sulawesi Selatan

Fitriani A. Dalay merupakan aktivis sekaligus pendiri Komunitas Rajut Quiqui Makassar. Komunitas tersebut didirikan sejak tahun 2011 sebagai suatu ruang yang terbuka bagi siapa saja yang memiliki ketertarikan dalam merajut. Tujuan awal Fitriani adalah untuk menciptakan suatu kelompok yang mendukung seorang ibu pasca melahirkan. Dimana ibu-ibu ‘baru’ yang mengalami masa transisi, dari seorang wanita menjadi seorang ibu. Komunitas ini bersama-sama belajar untuk mengurai jaringan ibu yang ‘baru’ dan berantakan.

 

Komunitas Rajut Quiqui telah menyelenggarakan beberapa kegiatan seperti kegiatan tahunan Bom Benang. Acara Bom Benang pertama kali diadakan pada tahun 2012 dengan lebih dari 30 perajut. Kegiatan lain yang diadakan oleh Komunitas Rajut Quiqui adalah Kelas Tangan Rajin. Komunitas ini menawarkan kelas gratis, seperti kelas kain flanel, binding buku saku, percetakan gratis, pasar musik dan kerajinan, serta kelas-kelas terkait kesehatan reproduksi wanita.

 

Komunitas Rajut Quiqui pernah berkolaborasi membuat suatu karya bersama seorang seniman kelahiran Bandung, Mulayana, untuk memeriahkan acara Kalla Youth Festival (KYF) di Nipah Mall, Makassar. Instalasi tersebut bertujuan untuk menghadirkan instalasi rajut yang unik, segar, dan mampu memberi warna lain di ruang Mall Nipah.

 

Fitriani ikut terlibat dalam acara Jakarta Biennale 2015. Ia memperkenalkan karya tahunannya yang berupa bom benang. Karya tersebut merupakan karya yang rutin dikerjakannya tiap tahun dengan lokasi yang berbeda, juga budaya dan partner yang berbeda pula.

 

Bagi Fitriani, seni yang baik adalah seni yang dapat menyentuh dan bermanfaat bagi banyak orang. Ia ingin mengubah pemahaman masyarakat Makassar yang percaya bahwa dunia seni tertutup, pameran harus eksklusif, serta diadakan di ruang tertutup.

 

Melalui Kampung Buku dan Komunitas Quiqui, Fitriani ingin membagi ruang antara publik dan pribadi, pekerjaan dan rumah, pribadi dan komunal. Walaupun sulit untuk membagi batas antara seni dan kehidupan.

 

New Post

Imagination and critical thinking are the keys to change. Therefore, art is a fundamental prerequisite for the realization of democracy. Support us in establishing policies that fully advocate for artists.