/   

Muhammad Sibawaihi

Muhammad Sibawaihi

Muhammad Sibawaihi adalah seorang editor film, video maker, dan jurnalis kota, lahir pada tanggal 20 Mei 1988 di Pemenang, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Ia mendalami bidang Pendidikan Bahasa Inggris di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Mataram. Setelah lulus dari universitas, Sibawaihi sempat mengajar bahasa Inggris di beberapa sekolah dan kemudian bergabung dengan Komunitas Pasirputih di Lombok, sebuah komunitas yang bergerak dalam aneka macam bidang kreatif dengan tujuan menumbuhkan kreativitas, daya kritis dan partisipasi publik.

 

Bersama Komunitas Pasirputih, Muhammad Sibawaihi menjadi direktur program yang bertanggung jawab atas keberlangsungan macam-macam program, seperti Bioskop Pasirputih, Berajah Aksara, Kelas Wah, Berkemah Seni Be-Young, Kediaman Seniman dan Festival Tahunan Bangsal Menggawe. Selama aktif di Komunitas Pasirputih, ia mempelajari dan meneliti kehidupan sosial di tanah kelahirannya dan menggunakan hasil penelitian tersebut untuk memulai banyak kegiatan sosial, salah satunya dengan membuat berbagai film dokumenter dan video seni.

 

Di samping aktif di Komunitas Pasirputih, Muhammad Sibawaihi turut terlibat dalam kolaborasi dengan komunitas dan lembaga lain. Bersama Forum Lenteng, ia terlibat dalam lokakarya Halaman Papua, sebuah agenda yang fokus pada pemberdayaan media di masyarakat Papua. Sibawaihi juga aktif menulis di Akumassa, program pemberdayaan media berbasis komunitas yang diinisiasi oleh Forum Lenteng.  Selain itu, Muhammad Sibawaihi juga sempat bekerja sama dengan Gelombang Audiozine, platform studi suara dengan mengedepankan aspek sosio-antropologis dan eksperimen artistik pada seni suara. Salah satu karya Sibawaihi bersama Gelombang Audiozine adalah Pemenang Mempolong, sebuah praktik soundwalk desa Karang Subagan Daya.

 

Ia juga salah satu dari 10 kurator muda terpilih untuk mengikuti Lokakarya Kuratorial yang diadakan Dewan Kesenian Jakarta dan Ruang Rupa. Saat ini, ia menjadi kurator tetap Bangsal Menggawe, sebuah inisiasi kreatif yang menjadi ekpresi estetis dan kultural Pasirputih, yang digagas dalam bentuk festival tahunan dan residensi seniman.

 

Pada tahun 2016, Sibawaihi juga mendapat residensi dari Centre for Contemporary Art (CCA), dalam proyek Redirecting East. Di samping itu, Muhammad Sibawaihi turut menyumbangkan pemikirannya dalam buku Unjuk Rasa: Seni-Performativitas-Aktivisme (2018), yang diterbitkan oleh Yayasan Kelola. Pada tahun yang sama, ia mempresentasikan karya video di VIVA EXCON (Visayan Visual Art Exhibition and Conference) 2018 di Capiz Province, Visayas Island, Philippine. Kemudian pada 2019, ia menjadi salah satu pembicara di SAARM (Southeast Asian Art Residencies Meeting) di Taitung-Taiwan.

New Post

Imagination and critical thinking are the keys to change. Therefore, art is a fundamental prerequisite for the realization of democracy. Support us in establishing policies that fully advocate for artists.