/   
Noviati Maulida Rahmah
Aceh

Bireuen

Noviati Maulida Rahmah adalah seorang pegiat teater, penulis,dan guru sekolah dasar asal Bireuen, Aceh. Sejak 2012, ia mendirikan Rangkang Sastra, sebuah komunitas teater pertama di Bireuen. 

 

Di Rangkang Sastra, ia bergerak bersama Andri Kurniawan, Irna, Imam  Kutakala, Sayed Muhammad, Dewi Karwina, dan pengurus lainnya menggelar berbagai kegiatan rutin seperti, pertunjukan teater, lawatan budaya, penulisan buku, pembuatan film dokumenter, dan Festival Teater Se-Aceh.

 

Berkesenian di Aceh dengan Syairat Islam menjadi tantangan tersendiri bagi Noviati, terlebih posisinya sebagai perempuan. Karenanya, Noviati yang lahir di Binjai, 9 November 1987 ini bertekad untuk memperjuangkan kebebasan berkesenian di Serambi Mekah melalui berbagai organisasi yang ia kelola seperti, konsultan Bidang Seni Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bireuen (2012 – sekarang), sekretaris umum Dewan Kesenian Aceh Kabupaten Bireuen (2017 – 2022), Bendahara Umum Seuramoe Teater Aceh (STA), Ketua Tim Ahli Subsektor Seni Pertunjukan Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bireuen (2020 – 2022), dan bendahara umum Perkumpulan Nasional Teater Indonesia (Penastri). 

 

Tak hanya aktif mengurus berbagai organisasi, di kesenian pun guru SD Negeri 1 Bireuen ini aktif berkarya dan meraih berbagai pencapaian di antaranya, penulis dan sutradara film dokumenter “Kanot Bu (Periuk Nasi)” Anti Corruption Film Festival KPK di Jakarta (2015), Cerpen Anak Terbaik Teacher Super Camp KPK di Bali (2016), Penulis dan sutradara Sendratari Pocut Meuligoe Pekan Kebudayaan Aceh (2018), penulis dan sutradara Sendratari Putri Siwah dan Labang Donya HUT TMII (2019), penata garapan Pawai Budaya Aceh “Khanduri Laot” HUT TMII (2019), konseptor dan ketua Tim Teknis Aceh International Percussion (2019), konseptor Parade Teater Virtual UPTD Taman Budaya Aceh (2020), dan direktur  dan ketua tim teknis Daring Festival I Subsektor Seni Pertunjukan Kabupaten Bireuen Aceh dari KEMENPAREKRAF (2020). 

 

Dengan segenap karya dan energinya yang besar untuk kesenian, Noviati terus berikhtiar agar kesenian di Aceh lebih semarak dan seniman dapat berkarya dengan leluasa di dalam ekosistem kesenian yang lebih baik. 

New Post

Imagination and critical thinking are the keys to change. Therefore, art is a fundamental prerequisite for the realization of democracy. Support us in establishing policies that fully advocate for artists.