/   
Nyak Ina Raseuki (Ubiet)
DKI Jakarta

DKI Jakarta

Nyak Ina Raseuki atau biasa dipanggil Ubiet, adalah seorang yang bergiat di dunia musik. Lahir di Jakarta, 24 Mei 1965, besar di Aceh. Ia aktif sebagai pesuara, improviser, komposer dan etnomusikolog. Sejak remaja, sebagai pesuara Ubiet bergabung dalam beberapa grup musik populer di Aceh dan Jakarta. Setelah pindah kembali ke Jakarta pada 1980-an, Ubiet mendalami studi suara, vokal klasik barat di Institut Kesenian Jakarta (IKJ), sambil menjadi vokalis di kelompok musik jazz, Splash Band. Ketekunan Ubiet mendalami studi suara, kemudian nyanyian nusantara, membawanya ke University of Wisconsin-Madison, Amerika Serikat dan meraih gelar Master of Music dan Ph.D dalam etnomusikologi, dan kemudian menjadi pengajar di Sekolah Pascasarjana IKJ. 

 

Penjelajahan Ubiet dalam ranah suara terutama pada eksperimentasi keragaman teknik, timbre dan ornamentasi. Olah suaranya terinspirasi dari keragaman olah suara khazanah lokal bersenyawa dengan khazanah suara-suara nasional dan internasional. Untuk memperkaya eksperimentasi suara tersebut, Ia menelusuri daerah-daerah di Indonesia, mengamati kekayaan khazanah nyanyian tradisional nusantara. Selain komitmennya dalam bidang penelitian musik, Ubiet terus memelihara kerja sama dengan beberapa komponis, musisi populer dan tradisional untuk menjelajahi berbagai genre musik dalam berbagai pertunjukan dan rekaman. Beberapa rekaman yang telah dirilisnya, antara lain bersama New Jakarta Ensemble, Commonality (Siam Record, New York, 1999), Archipelagongs (Warner Music Indonesia, 1999), Music for Solo Performer: Ubiet Sings Tony Prabowo (Musikita, Jakarta, 2006), dan Ubiet & Kroncong Tenggara (demajors, Jakarta, 2007/2013). Selain itu, Ia juga merilis album bersama Dian HP, musik yang berdasarkan nyanyian sastra Indonesia tahun 1940-1960an, yakni Komposisi Delapan Cinta (demajors, Jakarta, 2011) dan kolaborasi yang berdasarkan musik Melayu, Dedendangan.

 

Ubiet kerap terlibat dalam sejumlah pentas musik yang memadukan beragam genre, seperti klasik-kontemporer, populer-kontemporer, dan tradisional-kontemporer. Ia sering mempersembahkan karyanya sendiri, maupun karya pemusik lain dalam panggung musik, soundtrack film, pertunjukan tari, pementasan teater, peragaan busana, hingga pameran seni rupa. Selain aktif mengajar dan melakukan kolaborasi dengan berbagai musisi, Ubiet sempat mengabdi sebagai Sekretaris Jendral Pendidikan Seni Nusantara (2002-2006) dan Anggota Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta (2006-2009).

New Post

Imagination and critical thinking are the keys to change. Therefore, art is a fundamental prerequisite for the realization of democracy. Support us in establishing policies that fully advocate for artists.