/   
TUPALO Perupa Gorontalo
Gorontalo

Gorontalo

TUPALO Perupa Gorontalo adalah kolektif pengajar seni rupa dan perupa yang belajar secara mandiri asal Provinsi Gorontalo. Karya mereka telah mengisi ruang-ruang publik pun para pegiatnya rajin bergiat dalam acara-acara kebudayaan, festival seni, serta menjalin relasi dengan berbagai komunitas. 

 

Kehadiran TUPALO di ruang publik menjadi tanda bahwa seni rupa tidak bersifat elitis yang dapat dinikmati kalangan tertentu, bagi TUPALO karya seni rupa harus dapat diakses siapa pun, terbuka, dan cair untuk diapresiasi. Kondisi ini memungkinkan praksis seni rupa menjadi begitu leluasa berimprovisasi, atau bahkan luruh dengan berbagai entitas budaya di dalam ruang-ruang sosial.

 

Dari ruang publik, pada 2015, karya seni rupa seniman TUPALO juga turut memeriahkan Museum Provinsi Gorontalo dengan hadirnya Galeri Riden Baruadi. Hal ini menjadi wadah bagi mereka untuk mengembangkan kreativitas, model apresiasi yang lebih terorganisir, menghubungkan perupa, pemerintah, dan masyarakat. Ada pula dalam model Museum, TUPALO mampu melibatkan konsep-konsep standar penataan presentasi karya di hadapan masyarakat serta menambah pengetahuan mengelola apresiasi karya seni rupa di ruang formal.

 

Tak hanya di skena lokal, para perupa TUPALO pun berani melebarkan sayap dengan mengikuti pameran di tingkat regional, Sulawesi, Jakarta, dan kota-kota besar lainnya. Pada 2017 misalnya, karya mereka berhasil bersanding dengan karya para maestro seni rupa dari berbagai daerah dalam Program Pameran Keliling Koleksi Galeri Nasional yang dihelat di Museum Popa Eyato, Provinsi Gorontalo. Setelahnya, para perupa TUPALO mempersembahkan karya dalam pameran bertajuk “TUPALO” di Galeri Nasional Jakarta pada 14 – 27 Agustus 2018. TUPALO dipilih sebagai representasi dari sumber mata air yang menandakan kelahiran peradaban Gorontalo. 

 

Koneksi yang luas membuat TUPALO terus berjejaring untuk memperkaya pertemanan. Keunikan karya para perupa TUPALO berhasil menarik perhatian berbagai kurator seni rupa asal Gorontalo dan Bali, dua di antaranya, Wayan Seriyoga Parta dan Ketut Budiana. Hasilnya, perupa TUPALO pun diberikan kesempatan untuk pamer karya di Galeri Monkey Forest, Ubud, Bali. 

 

Selepas deklarasi tersebut, pada 2019, TUPALO kembali bergerak dengan program pameran di Batu – Malang tepatnya di Studio Jaring milik salah satu anggota yakni, Iwan Yusuf. Pemeran ini mengangkat tema “PijarTimur” yang berlangsung 14 – 27 Agustus berlanjut dengan program September Art Month (SAM) sekaligus menjadi ajang temu karya dan silaturahmi kreatif para perupa antarkota seperti Blitar, Mojokerto, Gresik, dan Pasuruan.

New Post

Imagination and critical thinking are the keys to change. Therefore, art is a fundamental prerequisite for the realization of democracy. Support us in establishing policies that fully advocate for artists.