Adinda LuthviantiBendahara

    Setelah menekuni dunia teater selama masa kanak-kanaknya hingga remaja, Adinda Luthvianti bergabung dengan Teater Bel Bandung pada 1982 di mana ia berperan sebagai aktor dan produser. Mulai 1994 hingga sekarang, ia menjadi produser untuk pameran-pameran yang menampilkan karya-karya perupa Hanafi. Pada 1999, Adinda mendirikan Komunitas Studiohanafi, sebuah ruang kreatif yang mewadahi proses penciptaan para seniman muda dari berbagai disiplin dan kalangan melalui berbagai program residensi.

    Studiohanafi masih berjalan hingga saat ini, dan telah berkembang menjadi dua organisasi berbeda, yakni Galerikertas, sebuah galeri seni rupa yang berfokus pada regenerasi metode berkesenian, serta Teater Anak Studiohanafi, sebuah kelompok teater anak dan remaja yang aktif tampil di panggung-panggung kompetisi di Jakarta dan sekitarnya, termasuk meraih penghargaan naskah, penyutradaraan, dan grup terbaik pada Festival Teater Anak di Taman Ismail Marzuki dari 2012 – 2014.

    Pada 2015 – 2018, Adinda menjadi salah satu organisator pembentukan ekosistem seni dan budaya di wilayah pemekaran baru Tulang Bawang Barat, Lampung, kemudian dari 2016 – 2020 ia menjadi anggota Komite Teater di Dewan Kesenian Jakarta.

    Adinda juga aktif melakukan riset dan berkolaborasi dengan para akademisi, koreografer, dan penulis. Pada 2021, ia melakukan riset bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Katolik Atmajaya di bawah naungan Mobile Arts for Peace (MAP) dengan judul Informing the National Curriculum and Youth Policy for Peacebuilding in Kyrgyzstan, Rwanda, Indonesia and Nepal. Pada 2022, ia menjadi dramaturg untuk karya Hartati yang berjudul Jarum dalam Jerami: Tribute to Gusmiati Suid, selain mendampingi sejumlah koreografer muda dalam mengkonsepkan karya-karyanya.

    Pada 2021, Adinda menjadi ketua Dewan Juri Festival Teater Jakarta, kemudian pada 2022 dan 2023 menjadi anggota Dewan Juri Festival Teater Anak. Pada 2023, Adinda kembali menjadi anggota Dewan Juri Festival Teater Jakarta.

    Dari 2022 – 2023, Adinda menjadi salah satu anggota Dewan Penasihat Taman Ismail Marzuki, dan pada 2023 berperan sebagai kurator untuk Djakarta International Theater Platform oleh Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta.

    Selain itu, Adinda juga beberapa kali ditunjuk sebagai salah satu tim penilai proposal Dana Indonesiana Kemendikbudristek, Program Pemanfaatan Hasil Dana Abadi Kebudayaan.

    Imajinasi dan daya berpikir kritis adalah kunci perubahan. Karena itu, seni merupakan prasyarat utama terwujudnya demokrasi. Dukung kami untuk mewujudkan kebijakan yang sepenuhnya berpihak pada pelaku seni.