Firman Ichsan dikenal sebagai seorang fotografer dan kurator dalam bidang seni dan fotografi. Firman Ichsan pernah aktif mengajar di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Fakultas Film dan Televisi. Setelah purna tugas dari FFTV IKJ, Firman menjadi bendahara (pengurus) Yayasan Seni Budaya Jakarta (YSBJ), lembaga wali amanat DKI yang dipimpin Slamet Rahardjo untuk pengelolaan IKJ. Ia juga sering diminta untuk menjadi juri dalam lomba foto karena pengalaman dan kemampuannya dalam dunia fotografi.
Ketertarikannya pada fotografi dimulai saat Firman Ichsan yang masih berkuliah, mengunjungi sebuah pameran foto di Amsterdam, Belanda. Saat itu, ia berpikir akan segala sesuatu yang sulit untuk diungkapkan melalui tulisan dapat menjadi lebih mudah ketika diungkapkan melalui foto. Dari sana lah keingintahuannya akan bidang fotografi berlanjut yaitu dengan mengikuti berbagai seminar, dimana ia bertemu dengan para fotografer andal sehingga ia memiliki keinginan untuk menjadi seperti mereka.
Firman Ichsan adalah pendiri Yayasan Pendidikan dan Pengembangan Budaya Visual Oktagon, Ketua Pengurus Harian Dewan Kesenian Jakarta periode 2009-2012, Direktur Eksekutif Jakarta Biennale 2009, Ketua Umum Indonesia Professional Photographer Association (IPPA), serta salah satu pendiri Koalisi Seni.
Pada tahun 2019, Firman Ichsan bersama dengan Bambang Bujono mengadakan kegiatan Photo Critique & Curatorial Workshop, yang bertujuan untuk mengembangkan kurator dan kritikus di Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan pada 4-6 Juli di KeKini, Cikini, Jakarta Pusat.
Selain itu, Firman Ichsan merupakan Kepala Kurator Jakarta International Photo Festival (JIPFest) 2019. Melalui tema “Identitas”, JIPFest 2019 menampilkan berbagai karya milik 36 fotografer dari 17 negara yang mengkritisi masalah-masalah riil yang lahir dari konsep identitas. Firman Ichsan berharap bahwa dengan diangkatnya tema tersebut, dapat menjadi pemicu pembicaraan yang membahas mengenai identitas dan menjadi wadah dialog antargolongan di Indonesia.
Firman Ichsan mengkuratori pameran foto dalam acara Jakarta Dance Meet Up (JDMU) 2019, yang menyajikan karya-karya foto milik Dewan Kesenian Jakarta dalam mendokumentasikan acara JDMU sejak pertama kali diselenggarakan di tahun 2017. Ia juga menjadi pembicara dalam salah satu diskusi di acara tersebut dengan mengangkat tema “Fotografi Tari”.