Jl. Raya Parung Bingung,
Rangkapan Jaya Baru,
Kec. Pancoran Mas,
Kota Depok, Jawa Barat 16434
Studiohanafi berdiri pada tahun 1999 sebagai komunitas nirlaba bersamaan dengan datangnya era Reformasi yang merupakan koreksi terhadap Orde Baru, gaungnya seperti suara yang menghormati kebebasan manusia sebagai modal utama untuk dapat bergerak maju secara terbuka, dan berkeadilan bagi siapa saja. Kebebasan bukanlah hadiah dari pemerintah, bukan jua pemberian yang harus diminta kepada negara, namun merupakan hak yang melekat dalam kodrat seseorang sebagai manusia, sebagai seniman.
Berangkat dari visi misi di atas, studiohanafi membuka ruang residensi terbatas bagi seniman muda –senirupa dan seni pertunjukan— untuk berkarya bersama. Kami menyebutnya sebagai “dapur” kreatif. Sambil terus menerus melakukan pengamatan terhadap lingkungan tempat studiohanafi berada.
Pada tahun 2006, studiohanafi membuka ruang perpustakaan bersamaan dengan ruang bermain untuk anak-anak lewat seni pertunjukan, menari, dan bermain peran yang berfokus pada lingkungan alam sekitar studiohanafi. Membuat karya dari anak-anak untuk anak-anak, dan telah mengikuti Festival Teater Anak sejak 2013 sampai 2015, meraih juara Festival selama tiga tahun berturut-turut. Sampai saat ini group teater anak-anak sudah dewasa, dan mereka membuat teater anak-anak yang baru dilahirkan pada 2018, teater anak-anak “teko”.
Kegiatan sebagai “dapur” yang mengolah-matangkan karya seni terus berjalan. Beberapa grup teater, musik, tari, dan seni rupa berproses di studiohanafi sampai saat ini, seperti Lenong H Sharon, Andreaw Timar, kelompok gamelan dari Toronto, Teater Bunga, Lab Teater Ciputat, Teater Kami, Maxine Happner (koreografer dari Kanada), Lab Teater Ciputat, teater Kubur, Popo Tri Wahyudi, Kahanan (Inisisri lam), dan banyak lagi.
Kesadaran untuk menumbuhkan dan berjejaring terus berjalan, di antaranya residensi yang digagas Hanafi, Nukila Amal, Zen Hae dan Adinda Luthvianti dalam wadah Masyarakat Indonesia Cipta (MIC) pada tahun 2012. MIC mengundang 20 seniman muda dari kawasan Timur Indonesia, untuk belajar dan berkarya selama satu bulan penuh di studiohanafi. Selain itu, studiohanafi membantu penciptaan karya seni untuk daerah pemekaran baru, Tulang Bawang Barat, Lampung (2015-2018) dan Festival Vida di Bekasi pada tahun 2019.
Pada tahun 2018, setelah “membaca” perjalanannya bersamaan dengan bonus demografi, disimpulkan bahwa menubuhkan generasi muda menjadi penting. Maka, studiohanafi membuka ruang baru yaitu galerikertas, yang berfokus pada regenerasi perupa muda yang berkarya dengan medium kertas dengan pendekatan sharing metode penciptaan dari perupa berpengalaman kepada perupa muda.
Pada masa pandemi covid-19, studiohanafi tetap membuka ruang dengan protokol kesehatan yang ketat; pameran, proses penciptaan seni pertunjukan, pengambilan gambar untuk karya seni yang menggunakan platform digital, dan residensi bagi seniman muda.