/   
Asmayani Kusrini

Belgia

Asmayani Kusrini adalah seorang penulis lepas dan jurnalis, tinggal di Belgia. Ia memperdalam ilmu dalam bidang arsitektur dan pemukiman manusia di Katholieke Universiteit Leuven, Belgia serta konsentrasi sejarah, seni, dan budaya di jurusan Sastra Prancis, Universite Libre de Bruxelles. Kini, Asmayani Kusrini aktif menulis sebagai koresponden luar negeri media Tempo dan kontributor berbagai media.

 

Sebagai koresponden Tempo, Asmayani Kusrini rajin meliput macam-macam isu internasional, seperti sosial, budaya, dan politik di Eropa. Sebelumnya, Ia pernah menjadi editor untuk Rumahfilm.org dan majalah Fovea, media yang memberitakan berita-berita dari festival film seperti Festival de Cannes, International Festival Film Rotterdam, Venice International Film Festival, dan International Documentary Film Festival Amsterdam. Karir jurnalistik Asmayani Kusrini berawal di Majalah Gatra, Ia berkecimpung di sana selama 6 tahun (2000—2006).

 

Aktivitas Asmayani Kusrini beraneka ragam, Ia juga pernah menjadi juri di Festival International du Film Independent Bruxelles. Ia juga mengurus manajemen label Ini.itu dan Komunitas Sound Laboratory E42.A8, serta aktif di komunitas Bakukultur. Selain itu, Asmayani Kusrini rajin mengurus berbagai event film, Ia pernah tergabung di lembaga Multigo dan Europalia Indonesia. Ia juga terlibat dalam  penerbitan buku Tan Malaka, Forgotten Founding Father (Yos Rizal Suriaji: Tempo Inti Media, 2013) dan Sutan Sjahrir, Little Brother’s Lasting Legacy (Nugroho Dewantoro: Tempo Inti Media, 2017). Untuk menyapanya lebih dekat, Asmayani Kusrini dapat ditemui di Instagram lewat akun @travellinckx.

New Post

Imagination and critical thinking are the keys to change. Therefore, art is a fundamental prerequisite for the realization of democracy. Support us in establishing policies that fully advocate for artists.