/   
Hartati
Jakarta

Hartati adalah seorang koreografer dan dosen seni tari di Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Ia telah berkecimpung di dunia tari sejak tahun 1982. Karya-karyanya terdiri dari berbagai tema yang cukup luas, seperti permasalahan budaya urban, refleksi dan kritik sosial, filosofi tubuh dalam masyarakat metropolis, dan masalah gender. 

 

Sebagai seorang koreografer asal Minang, Hartati pun dikenal akan ciri gerakan tradisi Minang yang dimilikinya, seperti pencak silat dan randai yang diasahnya saat ia bergabung dengan kelompok tari Gumarang Sakti. Selama 20 tahun di kelompok tersebut, Hartati banyak belajar mengenai idiom gerak, dasar koreografi, dan keterlibatan tradisi sebagai kekuatan tari kontemporer Indonesia. 

 

Koreografer lulusan IKJ ini telah menghasilkan sejumlah karya diantaranya adalah Suap (1997), Sayap yang Patah (2001), Membaca Meja (2002), Ritus Diri (2004), Hari Ini (2007), In(Side) Sarong, In(Sight) Sarong (2007), In/Out (2009), Serpihan Jejak Tubuh (2012), Wajah (2013) dan Wajah #2 (2017).

 

Menurut Hartati, menjadi seorang koreografer membutuhkan dedikasi yang tinggi, fokus dan tajam dalam mengikuti segala perkembangan di dunia koreografi. Karya-karya koreografinya telah banyak mendapat apresiasi dari berbagai pihak, sehingga mengantarkannya menuju panggung nasional dan internasional. Ia telah terlibat dalam berbagai produksi dan gelaran tingkat internasional, seperti menjadi koreografer teater musikal Laskar Pelangi dan Sea Games 2011.

 

Selain itu, Hartati juga berperan menangani koreografi para penari yang tampil pada pembukaan Asian Games 2018. Bersama Eko Supriyanto, ia menyajikan tarian di beragam segmen dalam orkestrasi sehingga terlihat berkesinambungan walaupun sebenarnya kompleks. 

 

Hartati pun aktif bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi seni atau komunitas-komunitas tari untuk memberikan seminar dan workshop koreografi. Hartati pernah memberi workshop koreografi di daerah-daerah Indonesia seperti Kalimantan Tengah, Natuna, Bangka Belitung, Muntok (Bangka Barat), Padang, dan lain-lain (2007), memberi workshop koreografi di Malay Heritage Singapore (2008), serta menjadi pembicara di Muara Festival Singapore dan memberi workshop “Koreografi Contemporary Dance” (2012).

 

Hartati adalah penggagas acara Jakarta Dance Carnival. Acara tahunan ini merupakan suatu wadah bagi para penari yang ingin mengekspresikan keterampilan mereka, juga merupakan salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni tari.

 

Di tahun 2018, Hartati menjadi koreografer dalam kolaborasi pertunjukkan tari VidaFest 2018. Acara tersebut menampilkan berbagai pertunjukkan musik, tarian, teater, dan seni visual, dengan mengusung tema “Berbeda Hulu, Satu Muara” yang mengacu pada sejarah sungai Bekasi, tempat lahirnya kehidupan bagi para penduduk.

 

Kini, Hartati merupakan koreografer Panembahan Reso di Ciputra Artpreneur, mentor Ruang Kreatif Djarum Foundation 2020, dan Artistic Director Pawai Digdaya pada Pekan Budaya Nasional, Kemendikbud.

 

New Post

Imagination and critical thinking are the keys to change. Therefore, art is a fundamental prerequisite for the realization of democracy. Support us in establishing policies that fully advocate for artists.