Tentang Rapat Umum Anggota (RUA)

Sebagai organisasi berbadan hukum perkumpulan, Rapat Umum Anggota (RUA) Koalisi Seni adalah rapat pemberi mandat tertinggi bagi organisasi. Rapat ini diselenggarakan setiap setahun sekali untuk membahas Laporan Kegiatan Tahunan Pengurus dan rencana program untuk tahun selanjutnya.

Tahun 2024, RUA sedikit berbeda! Karena akan memilih dan menetapkan pemimpin baru Koalisi Seni untuk periode 2024-2027.

Yuk baca Visi dan Misi calonnya!

Calon Ketua Pengawas

whatsapp-image-2024-07-22-at-12.31.22

Fransiskus Delvi Abanit Asa

VISI

KOALISI SENI YANG HIDUP, PRODUKTIF, AKUNTABEL DAN KOOPERATIF

MISI

  1. Menjaga Marwah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koalisi Seni.
  2. Mendorong terselenggaranya peran advokasi Koalisi yang dapat menghidupkan Ekosistem Seni
  3. Menjamin akuntabilitas kelembagaan dengan koordinasi pengawas yang baik.
  4. Menjalin kerjasama kelembagaan dan mendorong penguatan kapasitas sumber daya Koalisi Seni.

BIOGRAFI

PENGALAMAN ORGANISASI dan KARYA:

  • Imam Katolik Keuskupan Atambua yang berkarya di 3 Kabupaten sejak
    tahun 2007.
  • Pengajar dan Instruktur Seni Musik di Lembaga Formal dan non-formal di Kabupaten Belu.
  • Terlibat dalam Kongres Seni Indonesia di Bandung Tahun 2015.
  • Menjadi anggota Koalisi Seni Indonesia Sejak tahun 2015
  • Merintis Halte Kopi Atambua sebagai ruang publik berbasis nongkrong dan café/Kedai perdana di Atambua kota perbatasan tahun 2016
  • Merintis SALT Atambua (Sanggar Belajar Alternatif) sebagai ruang belajar kreatif bagi anak-anak sejak Tahun 2017
  • Menjadi juri pada pelbagai ajang lomba seni dan budaya di Timor.
  • Bersama Platform Indonesiana menyelenggarakan Festival Fohorai tahun 2018, sebagai Festival budaya berbasis Ekosistem.
  • Merintis komunitas JEF (Jalinan Ekokultur Fohorai) sebagai peguyuban pemerhati budaya berbasis ekosistem sejak tahun 2018.
  • Menjadi juri Festival Paduan Suara Gerejawi Indonesia – Timor Leste tahun 2019.
  • Menjadi inisiator berdirinya Museum Fohorai sebagai Museum Budaya Perdana di Timor Tahun 2019
  • Menjadi Nara Sumber FGD Kebudayan Balai Arkeologi- Bali 2019
  • Menjadi salah satu team penyusun PPKD Kabupaten Belu dan wakil ketua Team PPKD Kabupaten Belu, Tahun 2018.
  • Menginisiasi PKBM Bale Akram dan Komunitas Kitapun sejak Tahun 2020.
  • Bersama nu-Kolektif, Komunitas Seni Karya Budaya di Atambua dan Cemeti Institute menyelenggarakan Pameran Rimpang Nusantara Tahun 2022.
  • Bersama nu-Kolektif menggarap karya Dance Movie Road to Indonesian Dance Festival 2022 dengan tema, Dancing of Lament:”Ibuku Menangis, Bumiku Meronta”.
  • Narasumber Forum Group Discussion/FGD Penyusunan RPJMN 2025 2045 – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas – RI – 6 September 2022.
  • Anggota Kelompok Kerja Pemutakhiran Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Koalisi Seni Tahun 2022 – 2023.
  • Koordinator Pra-Kongres Kebudayaan Indonesia di Kupang, Tahun 2023.
  • Tim Pemutakhiran PPKD Kabupaten Belu Tahun 2024.
whatsapp-image-2024-07-22-at-12.32.35

Linda Hoemar Abidin

VISI MISI

Mengingat kesediaan menerima pencalonan saya sebagai Ketua Pengawas dua tahun lalu, masih teguh di hati saya untuk ikut menjaga dan merawat kepercayaan para pemangku kepentingan Koalisi Seni.

Masih teringat bagaimana Koalisi Seni tumbuh secara organik.
Bagaimana kita tertatih tatih belajar sambil bekerja.
Kemudian memberanikan diri belajar mengajak bicara para pejabat pemerintah, praktisi bisnis, pemerhati seni budaya — para pemangku kepentingan.

Bersama teman teman Sekretariat Koalisi Seni, kita belajar membangun dukungan kelembagaan. Belajar meningkatkan kapasitas tim kerja dan anggota Koalisi Seni.

Kita merasa perlu terus belajar dan mengasah pengetahuan, mengadvokasi kebijakan seni yang lebih baik. Ini semua wujud kepedulian dan komitmen kerja semua yang ada di Koalisi Seni untuk menyuarakan kebutuhan ekosistem seni yang lebih sehat.

Agar semua kerja baik Koalisi Seni terus berlanjut ke masa mendatang, memang perlu kerja keras dan waktu yang panjang.

Dalam lima tahun pertama, Koalisi Seni berhasil mengadvokasi UU Pemajuan Kebudayaan dan kemudian Dana Abadi Kebudayaan.
Undang-undang mempromosikan pendekatan berbasis investasi untuk pendanaan budaya, beralih dari melihat seni dan budaya sebagai pengeluaran.

Kerja kerja kita belum selesai.

Koalisi Seni sebagai lembaga nirlaba yang mengusung upaya perbaikan ekosistem seni, disorot untuk disiplin menerapkan pelaporan keuangan yang akuntabel dan transparan. Bersyukur, saat ini terbukti Koalisi Seni berhasil meningkatkan kepercayaan para mitra kerja dan lembaga donor.

Kita punya tantangan besar, yaitu sigap memenuhi kebutuhan untuk terus merawat ekosistem internal, dan eksternal.

Hubungan baik dengan para mitra kerja yang berperan besar secara organik ikut menumbuh kembangkan upaya kita bersama perlu terus dijaga.

Untuk terus merawat kepercayaan publik, penting menjaga integritas Koalisi dengan memastikan manajemen Koalisi Seni teguh pada SOP Keuangan, Administrasi, dan Personalia.

Ketua Pengawas bertanggung jawab mengawasi dan mengevaluasi Program yang dilakukan Pengurus serta memberikan pertimbangan dan saran. Juga mengawasi keseluruhan tata Kelola keuangan Lembaga, termasuk memverifikasi bahwa laporan (berisi ketercapaian apa yang dijanjikan dalam proposal) ke lembaga donor terunggah ke sistem pelaporan dengan benar. Tentunya, memastikan Audit tahunan terlaksana dengan baik.

Kerja keras tim terbukti amat sangat berguna ketika Koalisi Seni tahun lalu berkesempatan untuk berdiskusi dengan pimpinan lembaga donor (FF) tahun lalu.

Kita punya data.
Kita punya pengalaman belajar.
Kita punya alasan kuat meyakinkan lembaga donor untuk melanjutkan dukungannya pada Koalisi Seni.

Tentunya, upaya diversifikasi sumber pendanaan juga terus dilakukan.
Saat ini, secara keuangan, Koalisi Seni belum cukup kuat untuk mantap melangkah melanjutkan kerja kerja baik.

Tanggung jawab penuh tantangan ada pada Kepengurusan periode berikut. Kepengurusan berikutnya perlu segera bekerja keras memastikan adanya sumber sumber pendanaan baru, dan berpegang teguh pada azas transparansi dan akuntabilitas tata kelola keuangan.

Di sisi lain mengenai keanggotaan, tahun lalu kita punya pengalaman berat menindaklanjuti laporan atas dugaan pelanggaran Kode Etik. Bersyukur Koalisi Seni sudah punya Kode Etik yang disahkan pada RUA, yang menjadi landasan menghadapi kasus aduan kekerasan seksual yang melibatkan salah satu anggota.

Tim AdHoc Dewan Etik, dipimpin oleh Mbak Irma Hidayana, melibatkan unsur Pengawas, Pengurus, perwakilan dari luar lembaga serta didampingi oleh Pakar Hukum Independen berhasil menegakkan Kode Etik Koalisi Seni. Kami berharap upaya penegakan Kode Etik mendorong lembaga lain ikut membangun ekosistem seni yang bersih dari segala bentuk kekerasan.

Tantangan penguatan pengelolaan pengetahuan dan jaringan antar anggota:
Mendorong upaya-upaya advokasi yang sudah Koalisi Seni capai tersampaikan ke, dan dipahami oleh semua anggota dan jejaring kerjanya.

Sebagai Koalisi Seni, ke depan kita perlu:
•⁠ mendengar aspirasi anggota
•⁠ mengawasi kebaikan komunikasi internal maupun eksternal
•⁠ ⁠mendorong kestabilan sumber daya: manusia, finansial, dan data

Menghadapi semua tantangan kelembagaan, keuangan, dan tata kelola, saya siap menemani kepengurusan berikutnya sebagai Ketua Pengawas.

Terima kasih,
Linda Hoemar Abidin

BIOGRAFI

Sejak usia tiga tahun, Linda belajar balet klasik di Berlin, Jerman. Setelah menyelesaikan sekolah menengah atas di Jakarta, hibah dana dari Asian Cultural Council (ACC) memungkinkannya belajar tari kontemporer di Alvin Ailey American Dance Center di New York. Setelah lulus, ia melakukan tur internasional sebagai penari utama dengan kelompok tari Elisa Monte Dance.

Untuk mewujudkan mimpinya, menguasai seni manajemen seni, dengan gabungan hibah dana dari ACC dan beasiswa dari Universitas Columbia, ia pensiun dini sebagai penari, memperoleh gelar BA di bidang Tari, dan Magister Manajemen Seni dari Universitas Columbia, New York. Sekembalinya ke Jakarta, ia mengajar manajemen seni di Institut Kesenian Jakarta. Pada tahun 1999, ia ikut mendirikan Yayasan Kelola, dan hingga kini, dipercaya sebagai Ketua Pengurus Kelola.

Pada tahun 2012 bersama dengan 41 praktisi seni lintas disiplin lainnya, yang memimpikan ekosistem seni yang lebih sehat di Indonesia, ia ikut mendirikan Koalisi Seni, dan dipercaya sebagai Pengurus – Bendahara hingga 2022, dan kemudian terpilih sebagai Ketua Pengawas. Sejak beberapa tahun lalu ia juga menjabat sebagai Pengurus, dan kini sebagai anggota Pengawas Filantropi Indonesia.

Calon Ketua Pengurus

screenshot-2024-07-22-144558

Fafa Utami

VISI MISI

  1. Menjadi Mitra Strategis dalam Perencanaan Pembangunan Kebudayaan Daerah melalui Penyusunan/Pemutakhiran PPKD. Sebagai pendamping/Konsultan. Sekaligus mengawal dana abadi kebudayaan daerah.
  2. Menciptakan Keagenan dalam rekrutmen anggota. Anggota Koalisi Seni menjadi pelaku utama Perencanaan Pembangunan Kebudayaan Daerah.
    Kesenian adalah bagian dari Kebudayaan, sehingga kriteria Anggota Koalisi Seni lebih luas, tidak hanya pelaku seni.
    *Membaca ulang biografi anggota Koalisi Seni untuk kepentingan clustering, aktivasi, dan jejaring
  3. Pembiayaan Lembaga : menjaga hubungan dan keberlanjutan dengan Lembaga Donor sebelumnya.
    Memetakan person dan instansi untuk menjadi pendukung pembiayaan baru.
    Pengelolaan Sumber Daya/Jaringan Anggota untuk pembiayaan program dan lembaga.
  4. Dengan pengalaman kerja dan lingkungan kerja calon Ketua Pengurus baru diyakini Koalisi Seni dapat bekerja dan menjadi mitra strategis Pemerintahan Baru.

BIOGRAFI

FAFA UTAMI ( Fawarti Gendra Nata Utami Sn., M. Sn)

Lahir dan besar di Klaten, Jawa tengah pada 30 Agustus 1976. Pengajar pada Jurusan Etnomusikologi Institut Seni Indonesia Surakarta sejak 2009. Tahun 2001-2006 menjadi contributor majalah GONG dan aktif menulis review seni Pertunjukan di Media. Tahun 2001-2008 mengelola sanggar tari dan managerial Sardono W. Kusumo , 8 tahun mengelola managerial kelompok tari Sahita, sejak 2007 mendirikan Bening Arts Management, dan selama 15 tahun terakhir bekerja untuk pertunjukan dan film karya Garin Nugroho dan tour di 12 festival dan panggung dunia. Sejak tahun 2000 banyak mengikuti workshop penulisan kritik dan tata kelola festival, pernah mewakili sebagai young manager festival Indonesia untuk bergabung dalam “Atelier Young Festival Manager” di Singapura bersama manager dari 37 Negara dan menjadi alumni Asosiasi Manager Festival di Eropa (sampai saat ini masih satu satunya dari Indonesia). Hobby mengoleksi batik antik dan menekuninya sejak 2001 dan hingga sekarang terdapat 1200 lembar karya maestro-maestro batik. Menghidupkan Rumah Budaya Ndalem Padmosusastra sejak 2019, 2021 awal menjadi konseptor dan CEO Taman Sehat Rejosari di Delanggu, resto yang menyuguhkan edukasi tentang agriculture petani Jawa di Delanggu. Banyak bekerja untuk event, festival budaya dan Enam tahun terakhir bekerja menjadi salah satu Panel Ahli Platform Indonesiana program dari Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek. Saat ini sebagai Ketua Prodi Tata Kelola Seni ISI Surakarta.

Biografi Lengkap Fafa Utami

whatsapp-image-2024-07-22-at-12.30.35

Irawan Karseno

Visi Misi membawa Koalisi Seni ke depan

VISI

Posisi “Kesenian” menjadi bagian penting dalam kehidupan berbangsa.
Indonesia sebagai negara multi kultur, “Kesenian” menjadi bagian penting bagi kehidupan sosial-kebudayaan-ekonomi-politik, sekaligus berperan dan menjadi bagian dari kebudayaan dunia.

MISI

Aktif mendampingi, mengawal, mendorong, mencermati berbagai kebijakan, multi-sektoral,yang bertujuan menyertakan kesenian sebagai energi penting (terdepan) dalam berbangsa. Bahkan bagian penting untuk ‘menerobos’ masa depan.

(Kesenian, dalam pengertian, pemahaman ‘kebenaran’ melalui unsur-unsur perasaan yang ada pada manusia, perasaan, simpati-empati)

LATAR BELAKANG

Rekomendasi Kongres Kebudayaan Indonesia 2023, salah satunya adalah:
Menegaskan Kebudayaan sebagai daya utama dalam mewujudkan transformasi ke-Indonesiaan-an. Ada kebutuhan yang besar dalam kita berbangsa. Ini menyangkut soal strategi hulu dan hilir kita berabangsa dengan meletakkan Kebudayaan sebagai daya utama.

Misal, dalam sisi perdagangan-ekonomi, hadirnya berbagai produk asing yang membuat kita tertegun, dan tidak ada reaksi sama sekali terkait dengan bagaimana penguatan strategi produk budaya dalam pertempuran tersebut. Sepertinya pemerintah hanya terpaku dan menjual prospek masyarakat Indonesia sebagai ‘pasar’, bukan mendorong kita sebagai bangsa produktif. Sebagai contoh, Jabodetabek memerlukan sekitar 3 juta hunian baru. Kalau dihitung satu hunian membutuhkan 3 itemmebel. Maka diperlukan hamper 10 juta mebel. Yang lalu tampak hadir adalah pameranpameran produk asing. Itu baru Jabodetabek. Belum kawasan kawasan lain di Indonesia. Pasar domestik yang demikian besar tersebut, sesungguhnya sangat strategis untuk diisi oleh produk ‘budaya’ kita sendiri, dimulai dari aktifitas hulu, menanamkankecintaan sekaligus kebanggaan akan produk kita sendiri. Persoalan yang sama juga kita temui pada sisi sisi kehidupan yang lain, isu Lingkungan, Gender, bahkan Keyakinan (anti-toleransi). Dan seringkali jawaban akan masalah tersebut telah ada pada ‘kekayaan’ dana keragaman budaya kita.

JEJARING – ANGGOTA

Basis dari Koalisi adalah anggota, yang lalu membentuk berbagai jaringan dengan latar belakang yang beragam, namun tetap dalam pijakan yang sama; kebudayaan. Multi disiplin pada aspek Kebudayaan-Kesenian-Ekkraf, membuat peluang untuk menjadikan jejaring kita menjadi lebih lebar dan kuat. Saya sendiri bersama sama kawan kawan lainnya, menjadi steering committee Kongres Dewan Kesenian Indonesia (Desember 2023) sebagai perwujutan rekomendasi Kongres Kebudayaan Indonesia.

Hadir pada kongres tersebut sekitar 246 Dewan Kesenian Daerah, propinsi-kota-kabupaten. Selanjutnya kami membentuk BaKor Dewan Kesenian yang akan berfungsi sebagai “Badan” yang akan memberikan dukungan pada kerja kawan kawan di Daerah. Tentu banyak dari Dewan Dewan Kesenian tersebut yang problematik, dan hal itu bisa diselesaikan dengan membentuk SOP dan kriteria bersama. Saya berharap mereka bersama komunitas dan pelaku kreatif, juga bersama birokrasi, bisa menjadi agen penting pada kemajuan kebudayaan di daerah. Belum lagi inisiatif untuk sebagian dana desa guna dialokasikan untuk aktifitas kebudayaan, prospek prospek tersebut sangat menjanjikan, (belum lagi hadirnya kesenian dalam bentuk industri).
(di “BaKor” ini kami berusaha mendorong untuk lahirnya PP Kesenian, yang nantinya akan menjadi payung kuat bagi Perda2 Kesenian, yang akan dibentuk bersama antar pemda-pelaku kesenian-akademika-swasta).

Kita juga membangun jejaring kita dengan asosiasi asosisasi profesi dari dunia ekkraf. Karena seringkali dengan tidak dihargainya berbagai profesi, misal desainer, juga terlihat di aspek pemerintahan. Saya berharap kita bersama bisa mendorong lahirnya kebijakan untuk eksosistem ekkraf yang lebih baik.

Hal yang sama, akan diperkuat pula hubungan dengan jejaring kawan kawan yang berkecimpung di dunia lingkungan, gender, problem problem intoleransi, kekerasan pada keluarga.

Kerjasama unsur unsur penting dalam masyarakat, pemerintah (daerah) – pelaku kebudayaan -swasta dst-nya, merupakan kunci sekaligus solusi banyak akan masalah masalah kehidupan, termasuk kebudayaan. Posisi birokrasi , yang seringkali mendominasi dalam tata pemerintah tanpa ‘menghiraukan’ posisi pelaku kebudayaan, malah seringkali terlihat menjadi “tidak majunya” kwalitas kebudayaan di suatu daerah.

Meyakinkan kawan kawan birokrasi bahwa peran mereka adalah sebagai “fasilitator- administrator” kadang terasa sulit. RPJMD dan RPJDP terkait dengan Kesenian, adalah merupakan aspirasi kebutuhan dan cita cita para pelaku kesenian, (yang merencanakan untuk dan berdampak positif terhadap masyarakat). Jadi sangat aneh jika banyak RPJMD dan RPJDP terbentuk tanpa menyertakan kehadiran pelakunya sendiri. Kehadiran aspirasi masyarakat unruk membangun kehidupannya sangat strategis, sebetulnya ini juga menjadikan kawan kawan birokrasi “aman” jika dilakukam “MonEv” akan kwalitas program program , karena merupakan pikiran bersama masyarakat dengan posisi birokrasi sebagai fasilitaror-administrator-(pelayan publik).

Birokrasi (dan pimpinannya) meletakkan dirinya adalah segalanya…sangatlah keliru.

Pada posisi inilah peran anggota-jejaring Koalisi Seni jadi penting, dan ikut menentukan.

(tentu kita harus mendiskusikan bersama terlebih dahulu), kita bisa membentuk gugus tugas diantara para anggota untuk melakukan kerja advokasi, bisa berdasarkan pada kesamaan persoalan-tema atau berdasarkan pada wilayah yang sama/berdekatan , sehingga bisa memantau persoalan apa yang paling penting untuk dibahas dan lalu menyusun kerja advokasi.

MITRA

Mitra utama kita pemerintah, walau tidak terpusat pada Kemendikbudristek, namun juga pada berbagai Kementerian. Sebagai catatan, sebagai mitra dalam artian kita mendorong, mengawal serta mencermati (dengan kritis) pada setiap kebijakan pemerintah yang (idealnya) bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat luas.

Tentu saja kemitraan tidak terbatas pada pemerintah saja, tetapi juga merangkul banyak pihak, yang tentu harus dicermati terlebih dahulu, dan bermuara pada kepentingan masyarakat kesenian dan pada umumnya.

ADVOKASI

“Advokasi”, merupakan kerja yang panjang, butuh ketekunan,kesabaran, kerja yang cermat, serta memerlukan skill/kemampuan yang terlatih. Karena seringkali sebuah kebijakan dibuat dalam waktu yang panjang, berbagai kepentingan dan tujuan berpiuh didalam prosesnya.

Program advokasi sangat variatif bentuknya, tidak hanya seperti diskusi, seminar, namun juga bisa merupakan pagelaran (event) Kesenian, tentu dengan muatan dan tujuan advoaksi kebijakan.

Skala advokasi bisa mendampingi dari awal suatu kebijakan akan dibentuk, misal yang pernah dilakukan dengan RUU Kebudayaan, namun selanjutnya kita bisa bekerja (advokasi) sosialisasi kebijakan yang sudah terbentuk.

STRATEGI

Sesungguhnya varian program advokasi, diharapkan akan menarik banyak pihak yang berkepentingan untuk selanjutnya memperluas jejaring dan kemitraan Koalisi Seni. Perluasan Jejaring dan program Advokasi (termasuk berbagai riset) , akan berdampak (equivalent) dengan penguatan pendanaan dari donatur.

Irawan Karseno
Calon Ketua Pengurus Koalisi Seni 2024 – 2027

BIOGRAFI

Biografi Irawan Karseno

Sebelum memilih, pastikan suaramu sah di hadapan notaris dengan mengirimkan dokumen Surat Pernyataan Kehadiran atau Surat Kuasa sesuai ketentuan. Panitia Pemilihan hanya akan menghitung suara yang sah di hadapan notaris. Mari gunakan hakmu sebagai Anggota dengan mengikuti seluruh rangkaian RUA 2024!

Jangan lupa simpan nomor Sekretariat (0811-177-450) supaya kamu bisa mendapatkan info terkini yang akan disebarkan melalui broadcast message Whatsapp.

Info lebih lanjut:
0811-177-450
pemilihan@koalisiseni.or.id

Imajinasi dan daya berpikir kritis adalah kunci perubahan. Karena itu, seni merupakan prasyarat utama terwujudnya demokrasi. Dukung kami untuk mewujudkan kebijakan yang sepenuhnya berpihak pada pelaku seni.