/   
Yayasan Pusat Bina Tari
Bandung, Jawa Barat

Bandung, Jawa Barat

Alamat Email: pusbitari@yahoo.co.id

Yayasan Pusat Bina Tari (PUSBITARI) adalah sebuah yayasan yang telah berkiprah dalam pelestarian seni tari tradisional Sunda sejak 1986 melalui kursus tari di studio Pusbitari Irawati Durban (Pusbitari ID) dan pertunjukan di dalam dan luar negeri. Irawati Durban Arjo, salah seorang senior tari di Jawa Barat yang menari di Istana Negara Jakarta sejak masa Presiden Soekarno hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan juga pensiunan dosen ASTI/STSI/ISBI Bandung (1968-2008), adalah pimpinan dari Yayasan Pusat Bina Tari tersebut.

 

Kepedulian Ira pada tari Sunda selain membuahkan beberapa diktat tari Sunda sebagai pegangan mahasiswa Jurusan Tari di Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Bandung, juga menulis beberapa buku tentang sejarah tari Sunda klasik dan buku Teknik Tari Sunda Klasik Putri. Di samping buku-buku, ia pun membuat beberapa drama tari dan koreografi tari Sunda klasik baru untuk dipentaskan, antara lain: tari Kandagan Cindelaras (1975), Jayengrinengga (1986), Rarangganis (1979), Katumbiri (2012), Puspa Ligar (2007), Merak Bodas (2013), dan lain-lain.

 

Karya tarinya yang pertama dan masih digemari hingga saat ini adalah tari Merak Sunda 1965. Tari ini diangkat menjadi tarian ikon Jawa Barat pada tahun 2006 oleh Kadisparbud Jabar. 

 

Kemudian di akhir tahun 1988, karya tari “Galura” yang mengandung empat watak tari Sunda, mendapat penghargaan pertama pada Parade Tari Nusantara. 

 

Sejak 2009, Pusbitari Irawati Durban (1986) menjadi Yayasan Pusat Bina Tari yang telah diresmikan dengan beberapa bidang kegiatan, yaitu Pusbitari ID Dance Company yang mengadakan kegiatan pentas dan kursus tari, Pusbitari Press yang menerbitkan buku-buku tari dan seni, dan Pusbitari Pro yang memproduksi perlengkapan untuk latihan dan pertunjukan seperti kostum tari, kaset, VCD, dan DVD.

 

Pada tahun 2015, Yayasan Pusat Bina Tari menyelenggarakan acara Festival Tari Merak 50 Tahun yang dibuka dengan seminar internasional “Tari Merak Dalam Perbandingan” berlokasi di ASTI/ISBI (Institut Seni Budaya Indonesia) Bandung. Acara festival pun dilanjutkan dengan Pelatihan Tari Merak yang diikuti para pelatih dan guru sanggar tari serta sekolah SD, SMP, SMA, dan umum.

 

Sebagai puncak festival, maka diselenggarakan acara Parade Akbar Tari Merak dengan tajuk “Sarewu Merak Tandang”. Acara tersebut diadakan pada Car Free Day Jalan Asia Afrika dengan panggung utama di depan Gedung Merdeka Bandung. Acara ini adalah acara parade sambil menari bersama pertama yang sesungguhnya di Indonesia. Juga mendapat penghargaan dari Original Rekor Indonesia (ORI) karena jumlah penarinya yang cukup banyak yakni 1509 penari yang turut berpartisipasi.

 

Sejumlah pentas pun pernah diadakan oleh Yayasan Pusat Bina Tari, seperti Pentas Yayasan Pusat Bina Tari bagi Presiden Jokowi pada tahun 2017 di Istana Bogor yang menampilkan tari Kukupu dan Merak bagi Raja dan Ratu Swedia dan pentas bagi pariwisata pada tahun 2017 di Gedung Majestik di Jl. Braga, Bandung, atas prakarsa Jawista Jabar, yang pernah dilakoni selama 6 bulan bersama beberapa sanggar tari Bandung lainnya.

 

Di tahun 2018 atas permintaan Kadisbudpar Kota Tangerang, Irawati menata tari Topeng Tangerang dan di tahun 2019 atas dukungan Direktorat Kesenian Kemendikbud, Yayasan Pusat Bina Tari mengadakan Safari Pelatihan Tari Sunda Klasik dengan materi tari dari buku Kawit, tari Merak dan tari Rarangganis.

 

Selanjutnya di bulan Agustus 2020, tari Merak Sunda diangkat menjadi WBTB/Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Kemendikbud. 

 

Selain itu, Yayasan Pusat Bina Tari juga mengadakan webinar Internasional “Dibalik Keindahan Tari Merak Sunda” dan membuat video “Tutorial Tari Merak Sunda” yang diluncurkan pada Mei 2021.

Tulisan Terbaru

Imajinasi dan daya berpikir kritis adalah kunci perubahan. Karena itu, seni merupakan prasyarat utama terwujudnya demokrasi. Dukung kami untuk mewujudkan kebijakan yang sepenuhnya berpihak pada pelaku seni.