/   Kabar Seni

Harian Kompas halaman 8, 13 Januari 2021

JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 “memukul” seniman dan pekerja seni. Program jangka panjang untuk memperbaiki ekosistem seni budaya perlu disiapkan.

Manajer Advokasi Koalisi Seni Hafez Gumay, Selasa (12/1/2021), di Jakarta, mengatakan, program bantuan dana bagi seniman agar dapat tetap berkarya, seperti  Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), harus tetap dilaksanakan pada 2021. Sebab, Covid-19 dan dampak ekonominya diperkirakan masih eksis hingga tahun 2022.

Pemerintah meluncurkan program Pemulihan Ekonomi Nasional melalui Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020. Akan tetapi, dalam peraturan itu, sektor seni tidak diperhitungkan sebagai sektor yang difasilitasi pemulihannya oleh pemerintah. Skema pemulihannya hanya menitikberatkan pada penyertaan modal negara dan pemberian pinjaman yang hanya cocok untuk diterapkan bagi kegiatan industri.

”Kegiatan perkantoran, perdagangan, dan keagamaan masih mendapatkan toleransi kapasitas 50-75 persen dari kondisi normal, tetapi kegiatan seni tidak mendapatkan perlakuan serupa. Kegiatan seni justru dikategorikan berpotensi menimbulkan kerumunan sehingga nyaris mustahil diberi izin. Kami menyarankan pemerintah daerah untuk membuat sebuah mekanisme khusus yang didukung dengan protokol kesehatan dan infrastruktur memadai, seperti Taman Budaya, agar kegiatan seni masih tetap dapat dilaksanakan selayaknya kegiatan lain yang diberi toleransi,” tuturnya.

Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Judi Wahjudin menjelaskan, awal 2021 merupakan finalisasi dari program apresiasi pelaku budaya tahun 2020. Namun, program ini tidak dilanjutkan pada 2021.

Program apresiasi pelaku budaya berformat transfer uang untuk membantu seniman yang terdampak pandemi. Ada sekitar 48.000 dari 59.000 seniman yang berhasil terverifikasi.

Pada 2021, beberapa kegiatan seni budaya yang akan digelar, antara lain, program Fasilitasi Bidang Kebudayaan, Indonesiana, Seniman Masuk Sekolah, dan Belajar Bersama Maestro.

Versi panjang tulisan ini juga dimuat di kompas.id, 12 Januari 2021.

Tulisan Terbaru
Menampilkan 3 komentar
  • Murjoko Arry Sutanto
    Balas

    Kami Pekerja seni dan Entertaimen yg tdk pernah mendapatkan perhatian dan kepedulian perihal Bantuan Dana selama Pandemi Covid 19. Siapakah yg peduli??

    • Koalisi Seni
      Balas

      Kami turut prihatin atas kondisi tersebut. Jika berkenan, silakan berbagi cerita Anda tentang tantangan yang dihadapi sepanjang pandemi. Terima kasih.

  • Budi yasin misbach
    Balas

    Sudah berkali kali mengirim proposal ke kemendikbud. Dari fbk, fkk, dan sejenisnya. Tak satupun ada yg lolos. Dan itu sejak 2017 sampai sekarang. Setiap pentas grup kami cuma bermodal semangat. Tak ada satupun bantuan dari instansi kebudayaan diterima oleh kami. Teater Alamat.jakarta

Tinggalkan komentar

Imajinasi dan daya berpikir kritis adalah kunci perubahan. Karena itu, seni merupakan prasyarat utama terwujudnya demokrasi. Dukung kami untuk mewujudkan kebijakan yang sepenuhnya berpihak pada pelaku seni.