/   Kabar Seni

Indonesia menjadi pusat perhatian dalam sesi ke-17 Intergovernmental Committee for the UNESCO 2005 Convention di Kantor Pusat UNESCO Paris. Dengan tujuan utama memperkenalkan dan memperkuat ekosistem film serta mendukung kebebasan berkesenian di Tanah Air, rangkaian side events ini melibatkan gelar wicara, pemutaran film pendek, dan pameran poster dengan tema besar “Meningkatkan Kebebasan Berkesenian di Indonesia”.

Koalisi Seni, diundang oleh Kemendikbudristek, memiliki peran sentral dalam mempresentasikan hasil pemantauan situasi kebebasan berkesenian. Hafez Gumay, Manajer Advokasi Koalisi Seni, Riri Riza, Sutradara dan Anggota Koalisi Seni, serta Ismunandar, Duta Besar Republik Indonesia untuk UNESCO, menjadi panelis dalam rangkaian side events ini.

Sebagai mitra utama kebebasan berkesenian di Asia Tenggara, Koalisi Seni juga mendapat undangan sebagai peserta dalam Freemuse Network Meeting. Freemuse, mitra internasional Koalisi Seni dalam advokasi kebebasan berkesenian, secara rutin memantau situasi kebebasan berkesenian di tingkat internasional. Tahun 2024 menjadi istimewa karena Freemuse mendapatkan dana hibah dari UNESCO Aschberg untuk menyelenggarakan pertemuan dengan para mitra pemantau di berbagai negara. Pertemuan ini bertujuan untuk mengembangkan metodologi pemantauan, berbagi hasil refleksi selama melakukan pemantauan, dan memperkuat jejaring.

Ratri Ninditya, Koordinator Penelitian Koalisi Seni, turut serta dalam pertemuan ini. Bersama dengan perwakilan dari Nhimbe Trust (Zimbabwe), MOBILE/Article19 (Brasil), ArtsEquator (Singapura), Belarus PEN, Susma24 (Turki), PEN International, dan UNESCO Paris, Ratri dan rekannya membahas tantangan dalam pemantauan kebebasan berkesenian, berupaya mencari solusi melalui inovasi, dan membangun kolaborasi.

Melalui platform kebebasanberkesenian.id, Koalisi Seni telah menjalin kerja sama strategis sebagai mitra pemantauan kebebasan berkesenian di tingkat global. Bersama Freemuse, Koalisi Seni akan mengembangkan metodologi pemantauan Artistic Freedom yang dapat diadaptasi di berbagai negara. 

Koalisi Seni berkomitmen untuk terus memantau kebebasan berkesenian dari tahun ke tahun. Saat ini, Koalisi Seni sedang menyusun laporan tahunan kebebasan berkesenian 2023 berdasarkan data yang telah terhimpun di situs kebebasanberkesenian.id. Hal ini menegaskan komitmen Koalisi Seni dalam memperjuangkan kebebasan berkesenian, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.

Tulisan Terkait

Tinggalkan komentar

Imajinasi dan daya berpikir kritis adalah kunci perubahan. Karena itu, seni merupakan prasyarat utama terwujudnya demokrasi. Dukung kami untuk mewujudkan kebijakan yang sepenuhnya berpihak pada pelaku seni.

Diam-Diam Merugikan, Bongkar Seluk-Beluk Royalti Biar Gak Selalu Rugi