/   Kabar Seni

Semangat dan kepekaan bisa tumbuh lewat kelas seni daring. Sebab, materi dan pengampu kelas yang pas dapat memberi inspirasi tersebut bagi pesertanya. Setidaknya, itu dirasakan para peserta kelas daring Short Course Intensif, yang diadakan Gudskul bekerja sama dengan Koalisi Seni pada Juli hingga Agustus 2021.

Rangkaian kelas daring Gudskul itu bertujuan mengedukasi masyarakat soal praktik dan pemaknaan seni dalam kehidupan sehari-hari. Anggota Koalisi Seni turut ambil peran dalam inisiatif ini. Hikmat Darmawan dan Kedai Buku Jenny (KBJ) masing-masing mengampu kelas bertajuk “Membaca Budaya Populer dengan Critical Mindfulness” dan “Mengelola Ruang Kreatif”.

Sakdiyah Ma’ruf, seorang komika yang jadi salah satu peserta kelas “Membaca Budaya Populer dengan Critical Mindfulness”, mengatakan pengalamannya mengikuti short course ini salah satu hal terbaik yang ia jalani selama pandemi. Sakdiyah tertarik pada kebudayaan populer sejak dulu, dan berpartisipasi dalam kelas ini menumbuhkan kembali cintanya terhadap subjek tersebut.

“Jadi kelas kemarin kayak jumpa cinta lama dan boleh dimiliki, gimana nggak bahagia. Terus, aku jadi dapat topik penelitian lanjutan,” ujar Sakdiyah.

Sementara itu, Cestya Parahita Widagdo yang menjadi peserta kelas “Mengelola Ruang Kreatif” juga punya memori tak kalah menyenangkan. Bagi Cestya, KBJ lebih dari sekadar ruang kreatif, tapi juga media yang membantu anak muda untuk mendiskusikan berbagai macam topik melalui medium yang bervariasi.

Menurutnya, kelas-kelas seperti “Mengelola Ruang Kreatif” dapat membantu menumbuhkan kepekaan kita terhadap sesama. Melalui pengalamannya, Cestya menyadari pada saat krisis seperti sekarang, kekuatan kolektif menjadi sangat dibutuhkan.

“Gudskul dan Koalisi Seni memberikan saya kesempatan bertemu dan belajar dari orang lain.  Kursus pendek ini berlangsung secara tidak langsung, tapi mampu mengajak kita memahami kondisi orang dan komunitas lain,” kata Cestya ketika ditanya soal hal yang didapatkannya dalam proses belajar tersebut.

Karena diadakan secara daring, Short Course Intensif Gudskul dapat mempertemukan pegiat seni dari beragam lokasi. Cestya, misalnya, mengikuti rangkaian kelas dari Jakarta, sedangkan Sakdiyah dari Batang, Jawa Tengah. Hikmat membawakan materinya di hadapan layar laptop di Jakarta, sedangkan tim KBJ dari Makassar.

Merespon besarnya animo publik terhadap rangkaian kelas daring tersebut, Koalisi Seni kembali bekerja sama dengan Gudskul Short Course. Kali ini, ada dua Anggota yang akan mengampu webinar, yakni Beng Rahadian (“90 Tahun Komikstrip Indonesia: Mengapa Bisa Bertahan?” – 19 September 2021) dan In-Docs (“Cara Mendanai Film Dokumenter-mu” – 26 September 2021). Dua Anggota lainnya akan berbagi dalam kelas intensif sebanyak enam pertemuan, yaitu FX Harsono (“Penciptaan Karya Berbasis Riset”, mulai 12 Oktober 2021) dan GoodNews Film (“Musik dan Dokumenter”, mulai 14 Oktober 2021). Irama Nusantara juga berbaik hati berbagi sebagian pendapatannya dari kelas “Kompilasi Nakal: Menyusun Mixtape Musik Populer Indonesia” (mulai 11 Oktober 2021) untuk advokasi Koalisi Seni.

Untuk informasi dan pendaftaran, silakan meluncur sekarang ke gudskul.art/shortcourse2021.

Selamat merajut memori baik di kelas daring!

(Ghina Prameswari Prabowo)

Ilustrasi: anyaberkut via Canva

Tulisan Terkait

Tinggalkan komentar

Imajinasi dan daya berpikir kritis adalah kunci perubahan. Karena itu, seni merupakan prasyarat utama terwujudnya demokrasi. Dukung kami untuk mewujudkan kebijakan yang sepenuhnya berpihak pada pelaku seni.